Title : Warkop DKI Reborn (Jangkrik Boss! –
Part 1)
Director :
Anggi Umbara
Cast : Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian, Tora
Sudiro, Indro Warkop, Hannah Al Rashid
Rating movie.co.id :
6.5/10
Genre :
Comedy
Country :
Indonesia
Review kali
ini saya angkat dari dunia perfilman Indonesia, pending dulu buat jiwa
kebule-buleannya ya. Jadi gini, tanggal 14 September lalu saya dapat kesempatan
yang kedua untuk masuk cinema lagi di usia baligh. Bahagia…? Woyajelaaasss,
apalagi filmnya bergenre komedi kan favorit saya, ditambah lagi dengan karakter
perannya Dono, Kasino, Indro. Yuhuuu,
Warkop DKI yang coba dilahirkan kembali di era modern.
Sebelum masuk
ke pembahasan mengenai film yang diperankan oleh Abimana sebagai Dono, Vino
sebagai Kasino dan Tora sebagai Indro saya mau mengingatkan jika review ini
mengandung spoiler. Supaya tidak melupakan sosok aslinya ada beberapa flashback
yang nantinya coba saya ulas, sebagai perbandingan dengan pemerannya saat ini.
Dengan catatan, tidak sedikitpun bermaksud untuk berpikir kearah negatif,
jadi silahkan dinikmati.
Selesai…
Belum ding,
belum mulai malah membahasnya.
Warkop DKI
atau yang dikenal dengan singkatan Dono Kasino Indro, jadi pembahasan pertama
dari tokoh bernama Dono. Secara visual Abimana sukes memerankan sosok Dono yang
terkenal paling polos diantara trio ini. Plus suara yang entah itu efek atau
pinternya Abimana aja jadi bisa mirip sama Dono termasuk logatnya bisa kalian
dengar ketika ngomong “Halaaah Ndro..” Gesture atau gerakan tubuh juga cukup
mengembalikan memori tentang Dono yang suka ngasal ngikutin orang nyanyi tapi
malah jatuhnya gak jelas.
Kedua adalah favorit
saya Kasino yang diperankan oleh Vino G. Bastian, sangat terlihat kerja keras
Vino untuk menghidupkan kembali sosok Kasino. Salah satunya adalah logat
Kebumennya yang khas dan beberapa password yang sering diucapkan Kasino ketika
mengumpat monyet bau, kadal bintit, muka gepeng, kecoa bunting, babi ngepet,
dinosaurus, brontosaurus, kirik :D Mengenai gaya berpakaiannya, untuk beberapa
scene sosok Vino seakan lenyap dan berganti dengan Kasino dari Rawabelong.
Sosok ketiga adalah
Indro yang diperankan oleh Tora, ini orang katanya udah GR pas mau ada syuting
Warkop DKI Reborn soalnya banyak yang bilang dia paling mirip Oom Indro. Dan saya
membuktikan kebenarannya ketika Tora menggunakan kaos yang cukup pas untuk
ukuran tubuhnya, potongan rambut serta body jaman Indro masih muda dulu. Soal
logat medan, Tora sepertinya gak perlu belajar banyak, karena ini bukan hal
baru lagi di film Naga Bonarpun Tora juga sudah memakai logat Batak bukan…?
Masuk ke
pembahasan mengenai filmnya, gambaran kehidupan rakyat kecil dari sudut pandang
komedi begitu kentara di awal film. Pelanggaran yang terjadi di masyarakat yang
malah menjadi bahan bercandaan juga coba diangkat disini, seperti ibu rumah
tangga sebagai pengendara motor yang memiliki aturan sendiri di jalanan. Seolah
menunjukkan aturan lalu lintas tidak akan berlaku terhadap mak-mak geng motor
yang pada konvoi.
Celetukan
khas dari beberapa film terdahulu juga coba dimasukkan oleh Anggy Umbara
sebagai sutradara sebagai pengingat serta pemancing tawa penonton film.
Sentilan-sentilan terhadap pemerintahan juga tidak ketinggalan dalam ambil
bagian di film Warkop DKI Reborn. Serta yang paling utama adalah tingkah konyol
tiga karakter utama yang selalu melakukan kesalahan dalam bertugas dan berujung
pada kesialan.
Warkop DKI
Reborn coba memberikan sentuhan berbeda dalam mengeksekusi scene action, jika
di film terdahulu Kasino menjadi CHIPS dengan mengenadari motor anak-anak, kini
motor yang digunakan adalah motor gede. Adegan kejar-kejaran dengan pelaku kriminal
dijalanan seolah menunjukkan film ini bukan sekedar hiburan murah dan digarap
sembarangan. Nah, dalam adegan ini celetukan Kasino kembali membuka memori lama
yaitu menunjukkan kalo semua ini adalah film jadi adegan kejar-kejarannya harus
terlihat seru, oleh karena itu pelaku kriminal diberikan kesempatan untuk melarikan
diri.
Warkop’s Girl
atau Warkop’s Angel yang diperankan oleh Hannah Al Rashid sebagai Sophie,
mengingatkan kita kepada sosok Meriam Bellina, yang dulu begitu sering mengisi
beberapa film Warkop. Perbedaannya keberadaan wanita-wanita menggunakan bikini
dihilangkan disini, selain menghormati mengenai peraturan sensor perfilman di
Indonesia, Anggy Umbara ingin menampilkan kesan seksi bukan hanya terlihat dari
pakaiannya. Seksi bisa terlihat dari aura yang dimiliki para wanita,
kepintaran, kelihaian dan cekatan dalam bertugas juga dapat menggambarkan sosok
seksi.
Soundtrack…?
Yang baju merah jangan sampai lepas. Kalo ada yang masih inget atau familiar
dengan lagu ini gak usah khawatir ada sedikit improvisasi scene dan memasukkan
adegan Kasino menyanyikan lagu kode. Ingat, jangan dibandingkan yah suaranya
karena karakternya udah beda dari Kasino yang cempreng ke Vino yang ngebass.
Vino juga mengakui kesulitan dalam hal bernyanyi karena menempatkan tempo dan
lirik yang pas.
Adegan
kejar-kejaran bukan dalam bentuk action, disini trio warkop yang dikejar karena
sebuah kesalahpahaman juga ada. Sedikit mengingatkan pas film berakhir jangan
langsung meninggalkan tempat duduk anda, karena masih ada kejutan dibalik layar
pembuatan Warkop DKI Reborn yang sayang sekali kalau harus saya jabarkan
disini.
Aah inget
film Warkop yang tragedi nasi goreng ham…? Si bapak korban nasi goreng ham juga
turut ambil bagian disini, lagi-lagi ketiban sial dengan karakter yang sama
yaitu Kasino. Pemeran lain banyak dari pada komika Indonesia seperti Ge
Pamungkas, Arie Kriting, Vico, Monol dan masih banyak lagi, serius saya lupa
namanya siapa aja.
Film ini
lebih mementingkan konten dan penyampaian pesan mengenai kenangan manis dari
sebuah persahabatan yang tercipta dari Dono, Kasino, Indro. Bukan lagi hal-hal
yang kadang merasa janggal di benak kita seperti adegan pantai yang hampir selalu
ada jaman dulu, dan sayapun mengakui “hah, ini kenapa tiba-tiba di pantai?”
Jadi dari segi cerita atau alurnya itu sangat runtut, tapi kenapa endingnya ini….
Bukan hal buruk kok, endingnya bikin kita penasaran untuk melihat kelanjutannya
yang part dua. Saya ingat ending semacam ini di film Lord of the Rings, smooth
dan tidak terkesan jika ini dipaksakan untuk dipotong ditengah jalan (banyak
banget di nya, terus di nya Sarmidi dimana? Abaikan aja Di).
Overall, akting
dari Abimana, Vino dan Tora tergolong bagus, menurut saya karena
merepresentasikan tokoh komedi yang dianggap legend sedangkan dari mereka tidak
ada dasar pelawak kecuali Tora. Kalo kalian masih ngebandingin lucunya saya
ingatkan yah, mereka itu pemain film bukan komedian, perlu kerja ekstra keras
untuk berakting sambil memunculkan kelucuan alami. Sedangkan Dono, Kasino dan
Indro memang memiliki dasar sebagai komedian jadi hal ini tidak dapat
dibandingkan secara objektif. Hargai perfilman Indonesia, ketika kalian melihat
film ini tanpa tawa baru kalian boleh berkomentar negatif.
Nah pesan
moral yang ingin saya sampaikan disini adalah TERTAWALAH SEBELUM TERTAWA ITU
DILARANG!!!
~END~
Awalnya sayah pengen nonton nih film, tapi beberapa tenab yg udah nonton bilang kalau film ini lucu tapi membosankan... but... setelah membaca review mu ini, wi... aku kok jadi pengen nonton nih film yak.. kamu emang jago banget buat ulasan begini... mau nontonnn...
BalasHapusHahaha, sampe dua kali balesinnya kak. Yasud gih buruan nonton, aku gak masukin banyak spoiler sih emang disini soalnya masih tayang di bioskop kalo nonton dari laptop udah banyak banget ini spoilernya...
HapusGak ngecewain kok kak, aselik...
Awalnya sayah pengen nonton nih film, tapi beberapa tenab yg udah nonton bilang kalau film ini lucu tapi membosankan... but... setelah membaca review mu ini, wi... aku kok jadi pengen nonton nih film yak.. kamu emang jago banget buat ulasan begini... mau nontonnn...
BalasHapus